Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata pada para sahabat, "Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!"

Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, "Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu dan mengenai pada diri ku. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash(balasan) hari ini."

Para sahabat lain terkejut, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Khabarnya Umar terus berdiri dan bersiap "membereskan" orang itu. Nabi melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi kehairanan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin hairan, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah segalanya yang Rasul telah berikan pada mereka.

Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata, "lakukanlah!"

Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut terus menciumi perut Nabi dan memeluk Nabi seraya menangis, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah."

Seketika itu juga terdengar ucapan, "Allahu Akbar" berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahawa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi tidak merasa bahawa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahawa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggil Nabi.

Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain, baik hati, mahupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum orang yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul pun sangat berhati-hati karena khawatir ada orang yang beliau telah sakiti tanpa disedari. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah banjiran umat manusia. Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Na'udzu billah.....



Tintamaya -

Sungguh bertuah orang-orang zaman Nabi kerana berkebolehan melihat Rasulullah, memeluk Rasulullah, bersembang dengan Rasulullah, makan bersama Rasulullah, mencium Rasulullah.....walaupun di zaman kita sekarang ini kita tak mampu buat semua tu, percayalah, dengan kita selalu membuat ibadah yang diperintah Allah, melakukan sunnah-sunnah Rasulullah, InsyaAllah Rasulullah/Nabi Muhammad kan izinkan kita bersama-samanya di akhirat kelak, berbaris di belakang barisannya di Padang Mahsyar kelak
- InsyaAllah sama-sama lah kita nanti
.

Posted by Tintamaya on 2007-07-19
categories: | edit post

0 comments

Related Posts with Thumbnails